PengertianKoordinasi
Koordinasi didefinisikan sebagai proses pengintegrasian ( penyatuan) tujuan dan kegiatan perusahaan pada satuan yang terpisah dalam suatuorganisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Koordinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawan, sebab tanpakoordinasi setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti,yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.
Pedoman Koordinasi
1. Koordinasi harus terpusat,sehingga ada unsur pengendalian guna menghindari tiap bagian bergeraksendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap bagian, ingatbahwa organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang punya kebutuhan dankeinginan berbeda.
2. Koordinasi harus terpadu,keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling mengisi dan memberi.
3. Koordinasi harus berkesinambungan,yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu terjadi, selaludiusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.
4. Koordinasi harus menggunakanpendekatan multi instansional, dengan ujud saling memberikan informasi yangrelevan untuk menghindarkan saling tumpang tindih tugas yang satu dengan tugas yang lain.
Masalah – masalah pencapaian koordinasi yang efektif
Empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara bermacam-macam individu dan departemen-departemen dalam organisasi menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch adalah:
1. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan-pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik.
1. Perbedaan dalam oriantasi waktu
Manajer akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
1. Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
1. Perbedaan dalam formalitas struktur.
Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metoda-metoda dan standar-standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan
Pendekatan – pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi
http://nti0402.wordpress.com/2010/01/01/koordinasi-yang-efektif-dalam-organisasi/
Kamis, 30 Desember 2010
BENTUK BAGAN ORGANISASI DAN DEPARTEMENTALISAI
PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian(Organizing) merupakan proses penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik intern maupum ekstern. Ada dua aspek utama dalam orgaanisasi yaitu departentasi dan pembagian kerja yang merupakan dasar proses pengorganisasian.
James D. Mooney mengatakan, “Organisasi yaitu setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama, Sedang Chester I. Barnard memberikan pengertian organisasi yaitu suatu system aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
ORGANISASI.
1. Organisasi merupakan proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas para anggota untuk mencapai tujuan.
a. Unsur-unsur dasar yang membentuk organisasi yaitu:
1) Adanya tujuan
2) Adanya kerjasama dua orang atau lebih
3) Adanya pembagian tugas
4) Adanya kehendak untuk bekerja sama
b. Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah:
1) Strategi organisasi pencapaian tujuan
2) Perbedaan teknologi yang digunakan untuk meproduksi output akan memberdakan bentuk struktur organisasi
3) Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka, juga lingkungan seeekitarnya perlu diperhitungkan dalam penyusunan struktur perusahaan
4) Besarnya organisasi dan satuan kerja mem-pengaruhi struktur organisasi.
c. Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
1) Spesialisasi kegiatan
2) Koordinasi kegiatan
3) Standarisasi kegiatan
4) Sentralisasi dan disentralisasai pembuatan kepetusan
5) Ukuran satuan kerja.
2. Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama. Bagan ini menggambarkan lima aspek utama suatu organisasi, yaitu:
a. Pembagian kerja
b. Rantai perintah
c. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
d. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
e. Tingkatan manajemen
a. Cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Bentuk Piramidal
2) Bentuk Vertikal
3) Bentuk Horizontal
4) Bentuk melingkar
BENTUK-BENTUK ORGANISASI
1. Organisasi Garis, dianut organisasi kecil dengan jumlah karyawan sedikit.
Kebaikannya:
a. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tanggan.
b. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan bawahan
c. Proses pengambilan keputusan cepat
d. Prilaku dan kemampuan Karyawan dapat segera diketahui
e. Rasa solidaritas tinggi
Kelemahannya:
a. Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja
b. Ada kecendrungan pimpinan bertindak otokratis
c. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas
2. Organisasi Garis dan Staf, dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas dan mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dengan jumlah karyawan yang banyak
Kebaikannya:
a. Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun tujuan perusahaan
b. Terdapat pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat adanya staf ahli
c. Bakat yang dimiliki setiap karyawan dapat dikembangkan
d. Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula
e. Pengambilan keputusan cepat, karena pimpinan masih dalam satu tangan
f. Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terinci
g. Semangat kerja tinggi, karena pekerjaan disesuaikan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahannya:
a. Rasa solidaritas kurang, karena karyawan tidak saling mengenal
b. Perintah-perintah menjadi kabur
c. Kesatuan komando kurang
d. Koordinasi kurang baik pada tingkat staf
5) Organisasi Fungsional, Organisasi disusun atas dasar fungsi yang harus dilaksanakan
Kebaikannya:
a. Pembidangan tugas lebih jelas
b. Spesialisasi karyawan lebih efektif dijalankan dan dikembangkan
c. Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi
d. Koordinasi berjalan lancar dan tertib
Kelemahannya:
a. Karyawan terfokus pada bidangnya saja
b. Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan
c. Menimbulkan rasa kelompok yang sempit, sering timbul konflik
4. Organisasi Panitia, dibentuk hanya untuk sementara waktu saja.
Kebaikannya:
a. Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan yang dalam dan terperinci
b. Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil
c. Koordinasi kerja dibahas dalam satu team
Kelemahannya:
a. Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut
b. Tanggung jawab tidak jelas
c. Kreativitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan
FUNGSI PENGORGANISASIAN.
Fungsi pengorganisasian meliputi pembagian seluruh tugas ke dalam berbagai kerja individual dengan wewenang dan tanggung jawab tertentu untuk menjalankan kerja tersebut dan selanjutnya kerja individual tersebut dikumpulkan ke dalam berbagai departemen menurut dasar dan ukuran tertentu.
Tujuan adalah untuk mencapai usaha terkoordinasi melalui pendesainan struktur hubungan tugas dan wewenang.
Terdapat dua konsep pokok pengorganisasian:
1. Desain; Mengimplentasikan bahwa seorang manajer menetapkan cara karyawan melakukan pekerjaan.
2. Strukrur; Menunjukkan kepada pertalian yang relatif stabil dan aspek organisasi.
Tantangan manajemen ketika menjalankan fungsi pengorganisasian adalah dalam mendesain struktur organisasi yang paling tepat berkenan dengan berbagai pekerjaan, wewenang, dan departemen.
Dimensi Struktur organisasi:
1. Formalisasi. Menunjuk kepada luasnya pengharapan berkenaan dengan maksud dan tujuan pekerjaan ditetapkan, ditulis dan diselenggarakan.
2. Sentralisasi. Menunjuk kepada tempat wewenang pengambilan keputusan di dalam hirakhi organisasi.
3. Kompleksitas. Adalah akibat perkembangan langsung pembagian kerja dan penciptaan departemen-departemen.
Perbedaan Fungsi Pengorganisasian, Struktur Organisasional, dan dimensi Organisasi:
1. Fungsi Pengorganisasian. Menunjuk kepada pengambilan keputusan manajer mengenai:
a. Spesialisasi pekerjaan
b. Pelimpahan wewenang
c. Dasar pembentukan departemen
d. Ukuran departemen jenis dan jumlah pekerjaan tertentu.
2. Struktur Organisasional. Menunjuk kepada hasil keputusan manajer seperti dicerminkan:
a. Desain pekerjaan yang menentapkan syarat pekerjaan, aktivitas, hasil, dan wewenang.
b. Departemen organisasional.
3. Dimensi Organisasional. Menunjuk kepada pembedaan karakter organisasional:
a. Kompleksitas
b. Formalisasi
c. Sentralisasi
PEMBAGIAN KERJA DAN STRUKTUR ORGNIASASI,
1. Pembagian Pekerjaan (Division of Work).
Pembagian perkerjaan merupakan merupakan penjabaran tugas pekerjaan sehingga setiap orang dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan seperangkat aktivitas tertentu dan bukan keseluruhan tugas.
Pendekatan pembagian kerja terdiri atas:
a. Spesialisasi tugas pada tingkat pekerjaan.
b. Pendekatan tim pada desain pekerjaan.
2. Pengorganisasian dan struktur organisasi.
Pengorganisasian dapat dipandang sebagai proses penyesuaian struktur organisasi dengan tujuan, sumber daya, dan lingkungan.
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antar bagian-bagian komonen dan posisi dalam perusahaan.
a. Struktur organisasi dalam kaitannya dengan lima unsur berikut:
1) Spesialisasi aktivitas, mengacu pada spesifikasi tugas-tugas perorangan dan kelompok kerja di seluruh organisasi dan penyatuan tugas-tugas tersabut ke dalam unit kerja.
2) Standarisasi aktivitas, merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin kelayak-dugaan aktivitas-aktivitasnya.
3) Koordinasi aktivitas, adalah prosedur yang mengintegrasi fungsi-fungsi subunit dalam organisasi.
4) Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan, mengacu pada lokasi kekuasaan pengambilan keputusan.
5) Ukuran unit kerja, mengacu pada jumlah pegawai dalam suatu kelompok kerja.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi.
1) Strategi dan struktur organisasi, Strategi akan menentukan bagaimana jalur wewenang dan saluran komunikasi diatur antar para manajer dan subunit. Strategi mempengaruhi informasi yang mengalir di sepanjang jalur tersebut, serta mekanisme perenacanaan dan pengambilan keputusan.
2) Teknologi sebagai faktor struktur. Bentuk teknologi yang digunakan dalam organisasi tertentu untuk menghasilkan produknya juga mempengaruhi cara pengaturan organisasi.
3) Manusia sebagai faktor struktur. Orang-orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi mempengaruhi strukturnya.
4) Ukuran dan struktur. Baik ukuran organisasi sacara menyeluruh maupun ukuran sub-subunitnya mempengaruhi strukturnya.
Departementalisasi.
Departementalisasi adalah upaya menge- lompokan aktivitas pekerjaan sehingga aktiviatas-aktivitas dan hubungan yang serupa dan logis dapat diselenggarakan secara serempak.
Pertimbangan manajerial yang penting dalam pembentukan departemen adalah dalam menentukan dasar-dasar pengelompokan pekerjaan.
Lima dasar departementalisasi adalah: fungsional, proses, produk, pelanggan, dan georafi.
a. Lini Fungsional. Masing-masing departemen fungsional mengerjakan bagiannya terpisah dari keseluruhan perusahaan.
b. Lini Proses. Masing-masing departemen proses mengerjakan bagiannya terpisah dari keseluruhan proses produksi.
c. Lini Produk. Masing-masing departemen mepmproduksi dan menjual satu produk tertentu.
d. Lini Pelanggan. Masing-masing dari departemen pelanggan memenuhi kebutuhan produk dan jasa konsumen tertentu.
e. Lini geografis. Masing-masing departemen wilayah meproduksi dan menjadi produk di wilayah.
Departementalisasi lainnya adalah:
a. Multi Departemental
b. Departementalisasi campuran: organisasi matriks
c. Departementalisasi di perusahaan multinasional
Efisiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang mermacam-macam dalam organisasi.Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebut departementasi. Macam departementasi yaitu:
a. Departementasi Fungsional, mengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuak satuan organisasi.
Kebaikannya:
1) Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
2) Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
3) Memusatkan keahlian organisasi
4) Memungkinkan pengawasan manajemen puncak terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi
Kelemahannya:
1) Menciptakan konflik antar fungsi
2) Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
3) Umpan balik yang lambat
4) Memusatkan pada kepentingan tugasnya
5) Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif
b. Depertementasi Devisional, dengan membagi divisi-divisi atas dasar:
1) Struktur Organisasi Divisional atas dasar produk.
2) Struktur Organisasi Divisional atas dasar wilayah
3) Struktur organisasi Divisional atas dasar langganan
4) Struktur Organisasi Dicvisional atas dasar proses
5) Struktur Organisasi Divisional atas dasar alphanumerical.
Kebaikan Struktur Divisional:
1) Semua kegiatan, ketrampilan, keahlian untuk memproduksi dan memasarkan dikelompokan menjadi satu dibawah seorang Kepala
2) Semua kegiatan mudah untuk dikoordinasi dan prestasi kerja terpelihara
3) Kualitas dan kecepatan pembuatan keputusan meningkat
4) Menempatkan pengembangan dan imple-mentasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas
5) Merumuskan tanggung jawab dengan jelas dan perhatian dipusatkan pada pertanggung jawaban atas prestasi kerja
6) Membebaskan para kepala eksekutif dalam pembuatan keputusan strategi lebih luas
7) Cocok untuk lingkungan yang cepat berubah
8) Mempertahankan spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.
Kelemahan Struktur Divisional:
1) Berkembangnya persaingan disfungsional potensial atas sumber daya perusahaan dan konflik antara tugas dan prioritas
2) Seberapa besar delegasi wewenang diberikan
3) Masalah kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya overhead perusahaan
4) Menimbulkan konsistensi kebijaksanaan antar divisi
5) Masalah duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu.
4. Organisasi Proyek dan Matriks
a. Struktur Organisasi Proyek, pembentukan tim-tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus
b. Struktur Organisasi Matriks, sama dengan proyek, tetapi disini para karyawan mempunyai dua atasan.
Kebaikannya:
1) Mmaksimumkan efisiensi penggunaan manajer fungsional
2) Mengembangkan ketrampilan dan kreativitas karyawan serta fleksibelitas kepada organisasi
3) Melibatkan motivasi dan menantang karyawan serta memperluas pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya membebaskan manajemen puncak dan perencanaan.
4) Menstimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kjegiatan perusahaan dengan orientasi proyek
Kelemahannya:
1) Adanya pertanggung jawaban ganda dan kebijaksanaan yang kontradiktif
2) memerlukan koordinasi vertikal dan horizontal
3) Memerlukan lebih banyak ketrampilan antar pribadi
4) Menimbulkanresiko timbulya perasaan anarki
5) Sangat mahal untuk diiplentasikan
6) Mendorong pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah perdebatan darpada kegiatan
KEKAYAAN BUDAYA INDONESIA
SENI BATIK, SEBUAH WARISAN KEKAYAAN BUDAYA BANGSA INDONESIA
Kata batik berasal dari sebuah kata dalam bahasa Jawa yaitu ambatik yang artinya kurang lebih yaitu menuliskan atau menorehkan titik-titik. Dalam proses pembuatan kain batik, seorang pengrajin batik menorehkan motif-motif indah ke selembar kain mori dengan menggunakan canthing yang berisi lilin panas. Proses membatik ini dilakukan secara hati-hati dan sering kali seorang pengrajin batik harus menorehkan serangkaian titik-titik demi memperoleh sebuah motif batik yang rumit. Alat untuk membatik ialah canting. Sebuah alat yang berbentuk seperti pulpen dan terbuat dari bambu, berkepala tembaga serta bermulut sempit pada bagian ujungnya. Canting ini dipakai untuk menyendok lilin cair yang panas, yang dipakai sebagai bahan penutup atau pelindung terhadap zat warna pada saat pewarnaan. Pada proses awal pembuatan batik, seorang pembatik menorehkan lilin di kain putih dengan menggunakan canthing. Namun sebelum dilakukan penggambaran motif dengan menorehkan lilin panas, kain mori yang akan digunakan haruslah dicelup lebih dahulu ke dalam minyak tumbuh-tumbuhan serta larutan soda, guna memudahkan lilin melekat dan agar kain bisa lebih mudah menyerap zat warna. Setiap kali kain hendak diberi warna lain, bagian-bagian yang tidak boleh kena zat warna ditutup dengan lilin, sehingga makin banyak warna yang dipakai untuk menghias kain batik, makin lama juga pekerjaan menutup itu. Pada taraf yang terakhir, lapisan lilin yang menutupi kain mori dihilangkan dengan merebus kain dalam air mendidih setelah sebelumnya direndam dalam larutan soda abu (sodium silikat) untuk mengekalkan warna pada batik. Sebagai hasil akhir adalah selembar kain batik dengan motif-motif indah yang mempesona.
Tehnik membatik sebenarnya sudah berumur ribuan tahun. Beberapa orang ahli bahkan menyebut bahwa tehnik membatik mungkin berasal dari kebudayaan kuno bangsa-bangsa di Afrika, Timur Tengah (bangsa Sumeria kuno) dan beberapa bangsa kuno di Asia yang terus menyebar hingga sampai ke Indonesia. Penyebaran tehnik dan budaya membatik ini bisa sampai ke Indonesia, rupanya berkat jasa para pedagang dari India yang sempat mengunjungi daerah-daerah di Indonesia pada beberapa abad silam. Pada awalnya kain batik hanya dikenal sebatas lingkungan keraton atau kerajaan di mana kain batik semula hanya dipakai oleh kalangan bangsawan dan raja-raja. Namun seiring dengan perkembangan, maka kain batik selanjutnya dikenal luas di kalangan rakyat dan terus berkembang hingga masa sekarang. Jumlah dan jenis motif kain batik yang mencapai ribuan jenis ini mempunyai ciri khas pada masing-masing daerah di Indonesia. Walaupun terdapat jenis batik cap, namun kain batik tulis yang dibuat dan dilukis dengan menggunakan canthing masih menduduki tingkat preferensi teratas dan masih begitu diminati oleh konsumen dalam negeri maupun luar negeri. Tingkat kesulitan dan kerumitan serta jenis kain yang digunakan turut mempengaruhi harga jual. Dewasa ini kain batik tidak saja berbahan kain mori, namun juga sudah banyak dijumpai kain batik yang berbahan kain poliester, rayon, hingga sutra. Bahkan kain batik yang terbuat dari bahan sutra harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
Kain batik merupakan kekayaan budaya Indonesia yang tidak boleh ditinggalkan begitu saja. Sebenarnya sangat disayangkan bahwa saat ini batik tradisional khas Indonesia masih sulit untuk dipatenkan, padahal jumlah dan jenis kain batik dari tiap daerah di Indonesia kalau dihitung bisa mencapai ribuan jenis. Ragam dan corak motif yang khas dari tiap daerah merupakan sebuah kekayaan budaya yang patut senantiasa dilestarikan. Sebagai contoh, batik pesisir umumnya memiliki corak maskulin seperti pada corak “Mega Mendung”, karena di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Ragam corak dan warna batik sedikit banyak juga dipengaruhi pula oleh berbagai pengaruh asing. Misalnya saja pada daerah-daerah pesisir pantai, corak kain batik menyerap berbagai pengaruh budaya luar yang dibawa para pedagang asing. Warna-warna cerah seperti merah yang mulanya dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak burung phoenix, akhirnya juga diadaptasi ke dalam motif dan corak batik pesisir, misalnya saja batik Madura, yang sering kali diwarnai dengan warna merah, hitam, hijau, dan putih serta dihiasi oleh berbagai motif bunga-bungaan dan motif gambar burung. Batik khas Madura umumnya banyak digunakan sebagai sarung, walaupun ada beberapa yang khusus didesain untuk kemeja resmi pesta. Pusat-pusat kerajinan batik dan perdagangan batik di Madura adalah di Pamekasan dan Bangkalan. Pedagang batik di Madura umumnya adalah warga keturunan Arab selain warga lokal yang memegang teguh budaya Madura dalam kehidupan sehari-hari.
Bangsa penjajah Eropa yang juga mengambil minat kepada batik, memberikan pengaruh besar dalam motif dan corak batik khas Indonesia, seperti motif bunga-bungaan (bunga tulip) dan aneka motif benda lain, termasuk pula warna-warna asing seperti warna biru yang mulai banyak dijumpai dalam batik-batik Indonesia. Berbagai corak batik kuno khas era penjajahan Belanda maupun batik modern buatan Indonesia bisa disaksikan di Tropenmuseum, Amsterdam, Belanda. Tampaknya kekayaan intelektual bangsa Indonesia berupa motif-motif batik tradisional, yang ribuan macam dan jenisnya ini, hari demi hari semakin banyak dijiplak dan ditiru oleh para pengrajin dari negara-negara lain demi kepentingan ekonomi. Bila pemerintah dan para pengrajin batik mau berusaha bersama-sama untuk berusaha lebih keras mendaftar setiap jenis motif dan kekhasan batik tradisional untuk dipatenkan secara internasional, maka hal ini jelas akan merupakan sebuah peluang yang baik bagi berkembangnya bisnis batik berpangsa pasar internasional.
Museum batik yang ada di Belanda, yaitu Tropenmuseum yang mengkoleksi ribuan jenis kain batik, selalu saja dipadati oleh pengunjung, dan ini juga berarti sarana promosi yang efektif dalam mempopulerkan tradisi busana batik khas Indonesia di tingkat internasional. Pameran batik di luar negeri, terutama di negeri Belanda senantiasa banyak diminati pengunjung. Bahkan publikasi pameran batik di Belanda sering dimuat di majalah-majalah seperti majalah Round About dan majalah Moesson, yang tidak hanya terbit di Belanda, namun juga terbit di seluruh Eropa, Amerika, dan Australia. Batik khas Indonesia bahkan pernah diliput oleh majalah Island, Amerika. Acara peragaan busana batik Indonesia juga pernah ditayangkan oleh Fashion TV, sebuah televisi Perancis yang mengkhususkan diri pada penayangan peragaan busana dari berbagai negara. Sungguh sayang bila berbagai kesempatan yang ada kita lewatkan begitu saja. Mari kita giatkan industri batik di tanah air!
Langganan:
Postingan (Atom)