PengertianKoordinasi
Koordinasi didefinisikan sebagai proses pengintegrasian ( penyatuan) tujuan dan kegiatan perusahaan pada satuan yang terpisah dalam suatuorganisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Koordinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawan, sebab tanpakoordinasi setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti,yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.
Pedoman Koordinasi
1. Koordinasi harus terpusat,sehingga ada unsur pengendalian guna menghindari tiap bagian bergeraksendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap bagian, ingatbahwa organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang punya kebutuhan dankeinginan berbeda.
2. Koordinasi harus terpadu,keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling mengisi dan memberi.
3. Koordinasi harus berkesinambungan,yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu terjadi, selaludiusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.
4. Koordinasi harus menggunakanpendekatan multi instansional, dengan ujud saling memberikan informasi yangrelevan untuk menghindarkan saling tumpang tindih tugas yang satu dengan tugas yang lain.
Masalah – masalah pencapaian koordinasi yang efektif
Empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara bermacam-macam individu dan departemen-departemen dalam organisasi menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch adalah:
1. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan-pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik.
1. Perbedaan dalam oriantasi waktu
Manajer akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
1. Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
1. Perbedaan dalam formalitas struktur.
Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metoda-metoda dan standar-standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan
Pendekatan – pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi
http://nti0402.wordpress.com/2010/01/01/koordinasi-yang-efektif-dalam-organisasi/
Kamis, 30 Desember 2010
BENTUK BAGAN ORGANISASI DAN DEPARTEMENTALISAI
PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian(Organizing) merupakan proses penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik intern maupum ekstern. Ada dua aspek utama dalam orgaanisasi yaitu departentasi dan pembagian kerja yang merupakan dasar proses pengorganisasian.
James D. Mooney mengatakan, “Organisasi yaitu setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama, Sedang Chester I. Barnard memberikan pengertian organisasi yaitu suatu system aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
ORGANISASI.
1. Organisasi merupakan proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas para anggota untuk mencapai tujuan.
a. Unsur-unsur dasar yang membentuk organisasi yaitu:
1) Adanya tujuan
2) Adanya kerjasama dua orang atau lebih
3) Adanya pembagian tugas
4) Adanya kehendak untuk bekerja sama
b. Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah:
1) Strategi organisasi pencapaian tujuan
2) Perbedaan teknologi yang digunakan untuk meproduksi output akan memberdakan bentuk struktur organisasi
3) Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka, juga lingkungan seeekitarnya perlu diperhitungkan dalam penyusunan struktur perusahaan
4) Besarnya organisasi dan satuan kerja mem-pengaruhi struktur organisasi.
c. Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
1) Spesialisasi kegiatan
2) Koordinasi kegiatan
3) Standarisasi kegiatan
4) Sentralisasi dan disentralisasai pembuatan kepetusan
5) Ukuran satuan kerja.
2. Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama. Bagan ini menggambarkan lima aspek utama suatu organisasi, yaitu:
a. Pembagian kerja
b. Rantai perintah
c. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
d. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
e. Tingkatan manajemen
a. Cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Bentuk Piramidal
2) Bentuk Vertikal
3) Bentuk Horizontal
4) Bentuk melingkar
BENTUK-BENTUK ORGANISASI
1. Organisasi Garis, dianut organisasi kecil dengan jumlah karyawan sedikit.
Kebaikannya:
a. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tanggan.
b. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan bawahan
c. Proses pengambilan keputusan cepat
d. Prilaku dan kemampuan Karyawan dapat segera diketahui
e. Rasa solidaritas tinggi
Kelemahannya:
a. Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja
b. Ada kecendrungan pimpinan bertindak otokratis
c. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas
2. Organisasi Garis dan Staf, dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas dan mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dengan jumlah karyawan yang banyak
Kebaikannya:
a. Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun tujuan perusahaan
b. Terdapat pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat adanya staf ahli
c. Bakat yang dimiliki setiap karyawan dapat dikembangkan
d. Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula
e. Pengambilan keputusan cepat, karena pimpinan masih dalam satu tangan
f. Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terinci
g. Semangat kerja tinggi, karena pekerjaan disesuaikan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahannya:
a. Rasa solidaritas kurang, karena karyawan tidak saling mengenal
b. Perintah-perintah menjadi kabur
c. Kesatuan komando kurang
d. Koordinasi kurang baik pada tingkat staf
5) Organisasi Fungsional, Organisasi disusun atas dasar fungsi yang harus dilaksanakan
Kebaikannya:
a. Pembidangan tugas lebih jelas
b. Spesialisasi karyawan lebih efektif dijalankan dan dikembangkan
c. Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi
d. Koordinasi berjalan lancar dan tertib
Kelemahannya:
a. Karyawan terfokus pada bidangnya saja
b. Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan
c. Menimbulkan rasa kelompok yang sempit, sering timbul konflik
4. Organisasi Panitia, dibentuk hanya untuk sementara waktu saja.
Kebaikannya:
a. Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan yang dalam dan terperinci
b. Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil
c. Koordinasi kerja dibahas dalam satu team
Kelemahannya:
a. Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut
b. Tanggung jawab tidak jelas
c. Kreativitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan
FUNGSI PENGORGANISASIAN.
Fungsi pengorganisasian meliputi pembagian seluruh tugas ke dalam berbagai kerja individual dengan wewenang dan tanggung jawab tertentu untuk menjalankan kerja tersebut dan selanjutnya kerja individual tersebut dikumpulkan ke dalam berbagai departemen menurut dasar dan ukuran tertentu.
Tujuan adalah untuk mencapai usaha terkoordinasi melalui pendesainan struktur hubungan tugas dan wewenang.
Terdapat dua konsep pokok pengorganisasian:
1. Desain; Mengimplentasikan bahwa seorang manajer menetapkan cara karyawan melakukan pekerjaan.
2. Strukrur; Menunjukkan kepada pertalian yang relatif stabil dan aspek organisasi.
Tantangan manajemen ketika menjalankan fungsi pengorganisasian adalah dalam mendesain struktur organisasi yang paling tepat berkenan dengan berbagai pekerjaan, wewenang, dan departemen.
Dimensi Struktur organisasi:
1. Formalisasi. Menunjuk kepada luasnya pengharapan berkenaan dengan maksud dan tujuan pekerjaan ditetapkan, ditulis dan diselenggarakan.
2. Sentralisasi. Menunjuk kepada tempat wewenang pengambilan keputusan di dalam hirakhi organisasi.
3. Kompleksitas. Adalah akibat perkembangan langsung pembagian kerja dan penciptaan departemen-departemen.
Perbedaan Fungsi Pengorganisasian, Struktur Organisasional, dan dimensi Organisasi:
1. Fungsi Pengorganisasian. Menunjuk kepada pengambilan keputusan manajer mengenai:
a. Spesialisasi pekerjaan
b. Pelimpahan wewenang
c. Dasar pembentukan departemen
d. Ukuran departemen jenis dan jumlah pekerjaan tertentu.
2. Struktur Organisasional. Menunjuk kepada hasil keputusan manajer seperti dicerminkan:
a. Desain pekerjaan yang menentapkan syarat pekerjaan, aktivitas, hasil, dan wewenang.
b. Departemen organisasional.
3. Dimensi Organisasional. Menunjuk kepada pembedaan karakter organisasional:
a. Kompleksitas
b. Formalisasi
c. Sentralisasi
PEMBAGIAN KERJA DAN STRUKTUR ORGNIASASI,
1. Pembagian Pekerjaan (Division of Work).
Pembagian perkerjaan merupakan merupakan penjabaran tugas pekerjaan sehingga setiap orang dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan seperangkat aktivitas tertentu dan bukan keseluruhan tugas.
Pendekatan pembagian kerja terdiri atas:
a. Spesialisasi tugas pada tingkat pekerjaan.
b. Pendekatan tim pada desain pekerjaan.
2. Pengorganisasian dan struktur organisasi.
Pengorganisasian dapat dipandang sebagai proses penyesuaian struktur organisasi dengan tujuan, sumber daya, dan lingkungan.
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antar bagian-bagian komonen dan posisi dalam perusahaan.
a. Struktur organisasi dalam kaitannya dengan lima unsur berikut:
1) Spesialisasi aktivitas, mengacu pada spesifikasi tugas-tugas perorangan dan kelompok kerja di seluruh organisasi dan penyatuan tugas-tugas tersabut ke dalam unit kerja.
2) Standarisasi aktivitas, merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin kelayak-dugaan aktivitas-aktivitasnya.
3) Koordinasi aktivitas, adalah prosedur yang mengintegrasi fungsi-fungsi subunit dalam organisasi.
4) Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan, mengacu pada lokasi kekuasaan pengambilan keputusan.
5) Ukuran unit kerja, mengacu pada jumlah pegawai dalam suatu kelompok kerja.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi.
1) Strategi dan struktur organisasi, Strategi akan menentukan bagaimana jalur wewenang dan saluran komunikasi diatur antar para manajer dan subunit. Strategi mempengaruhi informasi yang mengalir di sepanjang jalur tersebut, serta mekanisme perenacanaan dan pengambilan keputusan.
2) Teknologi sebagai faktor struktur. Bentuk teknologi yang digunakan dalam organisasi tertentu untuk menghasilkan produknya juga mempengaruhi cara pengaturan organisasi.
3) Manusia sebagai faktor struktur. Orang-orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi mempengaruhi strukturnya.
4) Ukuran dan struktur. Baik ukuran organisasi sacara menyeluruh maupun ukuran sub-subunitnya mempengaruhi strukturnya.
Departementalisasi.
Departementalisasi adalah upaya menge- lompokan aktivitas pekerjaan sehingga aktiviatas-aktivitas dan hubungan yang serupa dan logis dapat diselenggarakan secara serempak.
Pertimbangan manajerial yang penting dalam pembentukan departemen adalah dalam menentukan dasar-dasar pengelompokan pekerjaan.
Lima dasar departementalisasi adalah: fungsional, proses, produk, pelanggan, dan georafi.
a. Lini Fungsional. Masing-masing departemen fungsional mengerjakan bagiannya terpisah dari keseluruhan perusahaan.
b. Lini Proses. Masing-masing departemen proses mengerjakan bagiannya terpisah dari keseluruhan proses produksi.
c. Lini Produk. Masing-masing departemen mepmproduksi dan menjual satu produk tertentu.
d. Lini Pelanggan. Masing-masing dari departemen pelanggan memenuhi kebutuhan produk dan jasa konsumen tertentu.
e. Lini geografis. Masing-masing departemen wilayah meproduksi dan menjadi produk di wilayah.
Departementalisasi lainnya adalah:
a. Multi Departemental
b. Departementalisasi campuran: organisasi matriks
c. Departementalisasi di perusahaan multinasional
Efisiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang mermacam-macam dalam organisasi.Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebut departementasi. Macam departementasi yaitu:
a. Departementasi Fungsional, mengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuak satuan organisasi.
Kebaikannya:
1) Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
2) Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
3) Memusatkan keahlian organisasi
4) Memungkinkan pengawasan manajemen puncak terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi
Kelemahannya:
1) Menciptakan konflik antar fungsi
2) Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
3) Umpan balik yang lambat
4) Memusatkan pada kepentingan tugasnya
5) Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif
b. Depertementasi Devisional, dengan membagi divisi-divisi atas dasar:
1) Struktur Organisasi Divisional atas dasar produk.
2) Struktur Organisasi Divisional atas dasar wilayah
3) Struktur organisasi Divisional atas dasar langganan
4) Struktur Organisasi Dicvisional atas dasar proses
5) Struktur Organisasi Divisional atas dasar alphanumerical.
Kebaikan Struktur Divisional:
1) Semua kegiatan, ketrampilan, keahlian untuk memproduksi dan memasarkan dikelompokan menjadi satu dibawah seorang Kepala
2) Semua kegiatan mudah untuk dikoordinasi dan prestasi kerja terpelihara
3) Kualitas dan kecepatan pembuatan keputusan meningkat
4) Menempatkan pengembangan dan imple-mentasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas
5) Merumuskan tanggung jawab dengan jelas dan perhatian dipusatkan pada pertanggung jawaban atas prestasi kerja
6) Membebaskan para kepala eksekutif dalam pembuatan keputusan strategi lebih luas
7) Cocok untuk lingkungan yang cepat berubah
8) Mempertahankan spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.
Kelemahan Struktur Divisional:
1) Berkembangnya persaingan disfungsional potensial atas sumber daya perusahaan dan konflik antara tugas dan prioritas
2) Seberapa besar delegasi wewenang diberikan
3) Masalah kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya overhead perusahaan
4) Menimbulkan konsistensi kebijaksanaan antar divisi
5) Masalah duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu.
4. Organisasi Proyek dan Matriks
a. Struktur Organisasi Proyek, pembentukan tim-tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus
b. Struktur Organisasi Matriks, sama dengan proyek, tetapi disini para karyawan mempunyai dua atasan.
Kebaikannya:
1) Mmaksimumkan efisiensi penggunaan manajer fungsional
2) Mengembangkan ketrampilan dan kreativitas karyawan serta fleksibelitas kepada organisasi
3) Melibatkan motivasi dan menantang karyawan serta memperluas pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya membebaskan manajemen puncak dan perencanaan.
4) Menstimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kjegiatan perusahaan dengan orientasi proyek
Kelemahannya:
1) Adanya pertanggung jawaban ganda dan kebijaksanaan yang kontradiktif
2) memerlukan koordinasi vertikal dan horizontal
3) Memerlukan lebih banyak ketrampilan antar pribadi
4) Menimbulkanresiko timbulya perasaan anarki
5) Sangat mahal untuk diiplentasikan
6) Mendorong pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah perdebatan darpada kegiatan
KEKAYAAN BUDAYA INDONESIA
SENI BATIK, SEBUAH WARISAN KEKAYAAN BUDAYA BANGSA INDONESIA
Kata batik berasal dari sebuah kata dalam bahasa Jawa yaitu ambatik yang artinya kurang lebih yaitu menuliskan atau menorehkan titik-titik. Dalam proses pembuatan kain batik, seorang pengrajin batik menorehkan motif-motif indah ke selembar kain mori dengan menggunakan canthing yang berisi lilin panas. Proses membatik ini dilakukan secara hati-hati dan sering kali seorang pengrajin batik harus menorehkan serangkaian titik-titik demi memperoleh sebuah motif batik yang rumit. Alat untuk membatik ialah canting. Sebuah alat yang berbentuk seperti pulpen dan terbuat dari bambu, berkepala tembaga serta bermulut sempit pada bagian ujungnya. Canting ini dipakai untuk menyendok lilin cair yang panas, yang dipakai sebagai bahan penutup atau pelindung terhadap zat warna pada saat pewarnaan. Pada proses awal pembuatan batik, seorang pembatik menorehkan lilin di kain putih dengan menggunakan canthing. Namun sebelum dilakukan penggambaran motif dengan menorehkan lilin panas, kain mori yang akan digunakan haruslah dicelup lebih dahulu ke dalam minyak tumbuh-tumbuhan serta larutan soda, guna memudahkan lilin melekat dan agar kain bisa lebih mudah menyerap zat warna. Setiap kali kain hendak diberi warna lain, bagian-bagian yang tidak boleh kena zat warna ditutup dengan lilin, sehingga makin banyak warna yang dipakai untuk menghias kain batik, makin lama juga pekerjaan menutup itu. Pada taraf yang terakhir, lapisan lilin yang menutupi kain mori dihilangkan dengan merebus kain dalam air mendidih setelah sebelumnya direndam dalam larutan soda abu (sodium silikat) untuk mengekalkan warna pada batik. Sebagai hasil akhir adalah selembar kain batik dengan motif-motif indah yang mempesona.
Tehnik membatik sebenarnya sudah berumur ribuan tahun. Beberapa orang ahli bahkan menyebut bahwa tehnik membatik mungkin berasal dari kebudayaan kuno bangsa-bangsa di Afrika, Timur Tengah (bangsa Sumeria kuno) dan beberapa bangsa kuno di Asia yang terus menyebar hingga sampai ke Indonesia. Penyebaran tehnik dan budaya membatik ini bisa sampai ke Indonesia, rupanya berkat jasa para pedagang dari India yang sempat mengunjungi daerah-daerah di Indonesia pada beberapa abad silam. Pada awalnya kain batik hanya dikenal sebatas lingkungan keraton atau kerajaan di mana kain batik semula hanya dipakai oleh kalangan bangsawan dan raja-raja. Namun seiring dengan perkembangan, maka kain batik selanjutnya dikenal luas di kalangan rakyat dan terus berkembang hingga masa sekarang. Jumlah dan jenis motif kain batik yang mencapai ribuan jenis ini mempunyai ciri khas pada masing-masing daerah di Indonesia. Walaupun terdapat jenis batik cap, namun kain batik tulis yang dibuat dan dilukis dengan menggunakan canthing masih menduduki tingkat preferensi teratas dan masih begitu diminati oleh konsumen dalam negeri maupun luar negeri. Tingkat kesulitan dan kerumitan serta jenis kain yang digunakan turut mempengaruhi harga jual. Dewasa ini kain batik tidak saja berbahan kain mori, namun juga sudah banyak dijumpai kain batik yang berbahan kain poliester, rayon, hingga sutra. Bahkan kain batik yang terbuat dari bahan sutra harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
Kain batik merupakan kekayaan budaya Indonesia yang tidak boleh ditinggalkan begitu saja. Sebenarnya sangat disayangkan bahwa saat ini batik tradisional khas Indonesia masih sulit untuk dipatenkan, padahal jumlah dan jenis kain batik dari tiap daerah di Indonesia kalau dihitung bisa mencapai ribuan jenis. Ragam dan corak motif yang khas dari tiap daerah merupakan sebuah kekayaan budaya yang patut senantiasa dilestarikan. Sebagai contoh, batik pesisir umumnya memiliki corak maskulin seperti pada corak “Mega Mendung”, karena di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Ragam corak dan warna batik sedikit banyak juga dipengaruhi pula oleh berbagai pengaruh asing. Misalnya saja pada daerah-daerah pesisir pantai, corak kain batik menyerap berbagai pengaruh budaya luar yang dibawa para pedagang asing. Warna-warna cerah seperti merah yang mulanya dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak burung phoenix, akhirnya juga diadaptasi ke dalam motif dan corak batik pesisir, misalnya saja batik Madura, yang sering kali diwarnai dengan warna merah, hitam, hijau, dan putih serta dihiasi oleh berbagai motif bunga-bungaan dan motif gambar burung. Batik khas Madura umumnya banyak digunakan sebagai sarung, walaupun ada beberapa yang khusus didesain untuk kemeja resmi pesta. Pusat-pusat kerajinan batik dan perdagangan batik di Madura adalah di Pamekasan dan Bangkalan. Pedagang batik di Madura umumnya adalah warga keturunan Arab selain warga lokal yang memegang teguh budaya Madura dalam kehidupan sehari-hari.
Bangsa penjajah Eropa yang juga mengambil minat kepada batik, memberikan pengaruh besar dalam motif dan corak batik khas Indonesia, seperti motif bunga-bungaan (bunga tulip) dan aneka motif benda lain, termasuk pula warna-warna asing seperti warna biru yang mulai banyak dijumpai dalam batik-batik Indonesia. Berbagai corak batik kuno khas era penjajahan Belanda maupun batik modern buatan Indonesia bisa disaksikan di Tropenmuseum, Amsterdam, Belanda. Tampaknya kekayaan intelektual bangsa Indonesia berupa motif-motif batik tradisional, yang ribuan macam dan jenisnya ini, hari demi hari semakin banyak dijiplak dan ditiru oleh para pengrajin dari negara-negara lain demi kepentingan ekonomi. Bila pemerintah dan para pengrajin batik mau berusaha bersama-sama untuk berusaha lebih keras mendaftar setiap jenis motif dan kekhasan batik tradisional untuk dipatenkan secara internasional, maka hal ini jelas akan merupakan sebuah peluang yang baik bagi berkembangnya bisnis batik berpangsa pasar internasional.
Museum batik yang ada di Belanda, yaitu Tropenmuseum yang mengkoleksi ribuan jenis kain batik, selalu saja dipadati oleh pengunjung, dan ini juga berarti sarana promosi yang efektif dalam mempopulerkan tradisi busana batik khas Indonesia di tingkat internasional. Pameran batik di luar negeri, terutama di negeri Belanda senantiasa banyak diminati pengunjung. Bahkan publikasi pameran batik di Belanda sering dimuat di majalah-majalah seperti majalah Round About dan majalah Moesson, yang tidak hanya terbit di Belanda, namun juga terbit di seluruh Eropa, Amerika, dan Australia. Batik khas Indonesia bahkan pernah diliput oleh majalah Island, Amerika. Acara peragaan busana batik Indonesia juga pernah ditayangkan oleh Fashion TV, sebuah televisi Perancis yang mengkhususkan diri pada penayangan peragaan busana dari berbagai negara. Sungguh sayang bila berbagai kesempatan yang ada kita lewatkan begitu saja. Mari kita giatkan industri batik di tanah air!
Kamis, 04 November 2010
PENGANTAR INFORMASI 1C
ANALISIS SWOT DALAM PERUSAHAAN
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi S trengths , W eaknesses, O pportunities, dan T hreats terlibat dalam suatu proyek atau dalam bisnis usaha. Hal ini melibatkan penentuan tujuan usaha bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang baik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan itu. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
Sebuah analisis SWOT harus terlebih dahulu memulai dengan mendefinisikan negara yang diinginkan atau tujuan akhir. Sebuah analisis SWOT dapat dimasukkan ke dalam model perencanaan strategis. Contoh dari teknik perencanaan strategis yang menggabungkan objektif digerakkan analisis SWOT Analisis Kreatif Strategis (SCAN). Perencanaan strategis, termasuk analisis SWOT dan SCAN, telah menjadi subyek banyak penelitian.
· S trengths: atribut dari orang atau perusahaan yang sangat membantu untuk mencapai tujuan.
· W eaknesses: atribut dari orang atau perusahaan yang berbahaya untuk mencapai tujuan.
· O pportunities: kondisi eksternal yang membantu untuk mencapai tujuan.
· T hreats: kondisi eksternal yang dapat merusak tujuan.
Identifikasi SWOTs sangat penting karena langkah-langkah berikutnya dalam proses perencanaan untuk pencapaian tujuan yang dipilih mungkin diturunkan dari SWOTs.
Pertama, para pembuat keputusan harus menentukan apakah tujuan dapat dicapai, mengingat SWOTs. Jika tujuannya adalah TIDAK dapat dicapai tujuan yang berbeda harus dipilih dan proses berulang.
Para analisis SWOT sering digunakan dalam dunia akademis untuk menyoroti dan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Hal ini terutama bermanfaat dalam mengidentifikasi daerah-daerah untuk pembangunan.
Pencocokan dan mengkonversi
Cara lain untuk memanfaatkan SWOT adalah pencocokan dan mengkonversi. Cocok digunakan untuk mencari keunggulan kompetitif dengan cara mencocokkan kekuatan untuk kesempatan. Konversi adalah menerapkan strategi konversi untuk mengubah ancaman atau kelemahan menjadi kekuatan atau peluang. Contoh strategi konversi adalah mencari pasar baru. Jika ancaman atau kelemahan tidak dapat dikonversi sebuah perusahaan harus berusaha untuk memperkecil atau menghindari mereka.
Bukti Penggunaan SWOT
Analisis SWOT strategi mungkin membatasi dipertimbangkan dalam evaluasi. Scott Armstrong mencatat bahwa “orang-orang yang menggunakan SWOT mungkin menyimpulkan bahwa mereka telah melakukan pekerjaan yang memadai dan mengabaikan perencanaan yang masuk akal seperti hal-hal seperti mendefinisikan tujuan perusahaan atau menghitung ROI untuk strategi-strategi alternatif.” Sebagai alternatif untuk SWOT, Armstrong menggambarkan pendekatan 5-langkah alternatif yang mengarah pada kinerja perusahaan yang lebih baik.
Kritik-kritik ini ditujukan untuk versi lama dari analisis SWOT yang mendahului analisis SWOT yang dijelaskan di atas di bawah judul “Strategis dan Kreatif Penggunaan Analisis SWOT.” Versi lama ini tidak mengharuskan SWOTs diturunkan dari tujuan yang telah disepakati. Contoh analisis SWOT negara yang tidak objektif disediakan di bawah ini di bawah “Sumber Daya Manusia” dan “Marketing.”
Internal dan faktor eksternal
Tujuan dari setiap analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi kunci faktor internal dan eksternal yang penting untuk mencapai tujuan. Ini berasal dari perusahaan dalam rantai nilai unik. Kelompok analisis SWOT informasi kunci ke dalam dua kategori utama:
· Faktor internal – Kekuatan dan kelemahan internal organisasi.
· Faktor eksternal – Peluang dan ancaman yang disajikan oleh lingkungan eksternal organisasi. Gunakan PEST atau alu analisis untuk membantu mengidentifikasi faktor-faktor
Faktor-faktor internal dapat dipandang sebagai kekuatan atau kelemahan tergantung pada dampaknya terhadap tujuan organisasi. Apa yang dapat mewakili kekuatan yang berkaitan dengan satu tujuan mungkin kelemahan untuk tujuan lain. Faktor-faktor yang dapat mencakup semua 4P itu; serta kepegawaian, keuangan, kemampuan manufaktur, dan sebagainya. Faktor-faktor eksternal dapat mencakup masalah-masalah makro ekonomi, perubahan teknologi, undang-undang, dan perubahan sosial-budaya, serta perubahan-perubahan dalam pasar atau posisi kompetitif. Hasilnya sering disajikan dalam bentuk matriks.
Analisis SWOT adalah salah satu metode kategorisasi dan memiliki kelemahan. Sebagai contoh, mungkin cenderung untuk membujuk perusahaan untuk mengkompilasi daftar daripada berpikir tentang apa yang sebenarnya penting dalam mencapai tujuan. Ini juga menyajikan daftar yang dihasilkan tidak kritis dan tanpa prioritas yang jelas sehingga, misalnya, peluang lemah mungkin muncul untuk menyeimbangkan ancaman kuat.
Adalah bijaksana untuk tidak terlalu cepat menghilangkan setiap calon SWOT entri. Pentingnya SWOTs individu akan dinyatakan oleh nilai strategi yang dihasilkannya. Sebuah item yang SWOT menghasilkan strategi berharga adalah penting. Sebuah SWOT barang yang tidak menghasilkan strategi yang tidak penting.
Penggunaan Analisis SWOT
Kegunaan analisis SWOT tidak terbatas pada organisasi yang mencari laba. Analisis SWOT dapat digunakan dalam setiap situasi pengambilan keputusan ketika keadaan-akhir yang diinginkan (tujuan) telah ditetapkan. Contohnya antara lain: organisasi nirlaba, unit pemerintah, dan individu. Analisis SWOT juga dapat digunakan dalam perencanaan pra-krisis dan pencegahan krisis manajemen. Analisis SWOT juga dapat digunakan dalam menciptakan sebuah rekomendasi selama studi kelayakan.
Analisis SWOT-pemandangan
SWOT-lanskap yang menangkap situasi manajerial yang berbeda dengan memvisualisasikan dan meramalkan kinerja dinamis dari obyek yang sebanding menurut penemuan oleh Brendan Kitts, Leif Edvinsson dan Tord Beding. Perubahan dalam kinerja relatif terus-menerus diidentifikasi. Proyek (atau unit pengukuran yang lain) yang dapat menjadi potensi resiko atau peluang benda tersebut disoroti. SWOT-lanskap yang mendasari juga menunjukkan kekuatan / kelemahan faktor-faktor yang pernah atau mungkin akan memiliki pengaruh yang tertinggi dalam konteks nilai digunakan (untuk ex. Fluktuasi nilai modal).
Perusahaan perencanaan
Sebagai bagian dari pengembangan strategi dan rencana untuk memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya, maka organisasi itu akan menggunakan sistematis / ketat proses yang dikenal sebagai perencanaan perusahaan. SWOT bersama PEST / alu dapat digunakan sebagai dasar untuk analisis bisnis dan faktor lingkungan.
· Menetapkan tujuan – organisasi mendefinisikan apa yang akan dilakukan
· Lingkungan scanning
o Penilaian internal dari organisasi SWOT, ini harus mencakup penilaian terhadap situasi sekarang serta portofolio produk / jasa dan analisis tentang produk / jasa siklus hidup
· Analisis strategi yang ada, ini harus menentukan relevansi dari hasil internal / eksternal penilaian. Ini mungkin termasuk analisis kesenjangan yang akan melihat faktor-faktor lingkungan
· Isu Strategis didefinisikan – faktor kunci dalam pengembangan rencana perusahaan yang perlu ditangani oleh organisasi
· Mengembangkan baru / direvisi strategi – direvisi analisis isu-isu strategis dapat berarti tujuan perlu berubah
· Menetapkan faktor penentu keberhasilan – pencapaian tujuan dan strategi pelaksanaan
· Persiapan operasional, sumber daya, rencana proyek implementasi strategi
· Hasil pemantauan – pemetaan terhadap rencana, mengambil tindakan korektif yang dapat berarti mengubah tujuan / strategi.
Pemasaran
Dalam banyak analisis pesaing, pemasar membangun profil rinci dari setiap pesaing di pasar, dengan fokus terutama pada kompetitif relatif mereka kekuatan dan kelemahan menggunakan analisis SWOT. Manajer pemasaran akan meneliti masing-masing struktur biaya pesaing, sumber keuntungan, sumber daya dan kompetensi, posisi kompetitif dan diferensiasi produk, tingkat integrasi vertikal, sejarah tanggapan terhadap perkembangan industri, dan faktor lainnya.
Pemasaran manajemen sering menemukan perlu untuk berinvestasi dalam penelitian untuk mengumpulkan data akurat yang diperlukan untuk melakukan analisis pemasaran. Oleh karena itu, manajemen sering melakukan riset pasar (secara bergantian riset pemasaran) untuk memperoleh informasi iniPemasar menggunakan berbagai teknik untuk melakukan riset pasar, tetapi beberapa yang lebih umum meliputi:
· Riset pemasaran kualitatif, seperti kelompok fokus
· Riset pemasaran kuantitatif, seperti survei statistik
· Eksperimental teknik seperti pasar uji
· Pengamatan teknik seperti etnografi (on-site) observasi
· Manajer pemasaran dapat juga merancang dan mengawasi berbagai lingkungan intelijen kompetitif pemindaian dan proses untuk membantu mengidentifikasi tren dan menginformasikan analisis pemasaran perusahaan.
Kamis, 30 September 2010
LINGKUNGAN SEKITAR KITA
Apa yang terlintas di pikiran anda jika melihat lingkungan sekitar kita tidak sehat ? terutama lingkungan tempat tinggal kita. Apakah anda peduli dengan lingkungan sekitar anda ? jawaban itu semua tergantung dari kesadaran diri anda masing-masing mengenai lingkungan sekitar.
Tidak jarang kita jumpai tumpukkan sampah di mana-mana seperti, di tempat umum dan jalan-jalan. Seharusnya hal ini ditanggapi dengan serius dan harus ditindaklanjuti. Hal ini bukan hanya berlaku bagi petugas kebersihan kota saja, tetapi bagi semua masyarakat yang perduli terhadap bumi ini.
Saat saya pergi menuju kampus di jalan saya melihat eksternalitas yang tidak mengenakkan, yaitu banyaknya tempat pembuangan sampah di dekat aliran arus kali dan ternyata terdapat juga pemukiman penduduk. Ternyata setelah saya perhatikan jenis sampah yang paling banyak adalah sampah plastik.
Tahukah anda dibutuhkan waktu yang lama untuk bisa menghancurkan sampah jenis plastik, kira-kira sekitar ratusan tahun. Sampah jenis ini jelas menyebabkan pencemaran tanah, karena sulitnya samapah tersebut untuk menyatu dengan tanah.
Untuk itu kita harus mengurangi penggunaan plastik. Mulai dari hal kecil, seperti saat kita hendak pergi berbelanja ke warung atau ke pasar sebaiknya kita membawa tas sendiri untuk membawa belanjaan. Selain itu, juga bisa dengan cara mengumpulkan plastik-plastik bekas belanjaan tersebut lalu setelah terkumpul banyak kita bisa memberikan kepada penjual sayur contohnya. Dengan begitu kita bisa memperkecil penggunaan plastik, karena intinya kita menggunakan plastik yang sama.
Bukan hanya sampah saja yang harus dapat perhatiaan, tetapi juga untuk penghijauan. Saya melihat semakin kurangnya penghijauan di sekitar lingkungan kita ini, contohnya bila kita pergi ke daerah pusat Jakarta kita akan jarang melihat pepohonan, yang akan kita lihat justru gedung-gedung bertingkat dengan banyaknya penggunaan kaca yang dapat menyebabkan pemanasan global. Tidak jarang kita jumpai tumpukkan sampah di mana-mana seperti, di tempat umum dan jalan-jalan. Seharusnya hal ini ditanggapi dengan serius dan harus ditindaklanjuti. Hal ini bukan hanya berlaku bagi petugas kebersihan kota saja, tetapi bagi semua masyarakat yang perduli terhadap bumi ini.
Saat saya pergi menuju kampus di jalan saya melihat eksternalitas yang tidak mengenakkan, yaitu banyaknya tempat pembuangan sampah di dekat aliran arus kali dan ternyata terdapat juga pemukiman penduduk. Ternyata setelah saya perhatikan jenis sampah yang paling banyak adalah sampah plastik.
Tahukah anda dibutuhkan waktu yang lama untuk bisa menghancurkan sampah jenis plastik, kira-kira sekitar ratusan tahun. Sampah jenis ini jelas menyebabkan pencemaran tanah, karena sulitnya samapah tersebut untuk menyatu dengan tanah.
Untuk itu kita harus mengurangi penggunaan plastik. Mulai dari hal kecil, seperti saat kita hendak pergi berbelanja ke warung atau ke pasar sebaiknya kita membawa tas sendiri untuk membawa belanjaan. Selain itu, juga bisa dengan cara mengumpulkan plastik-plastik bekas belanjaan tersebut lalu setelah terkumpul banyak kita bisa memberikan kepada penjual sayur contohnya. Dengan begitu kita bisa memperkecil penggunaan plastik, karena intinya kita menggunakan plastik yang sama.
Bagaimana caranya untuk menjadikan lingkungan sekitar kita hijau kembali ? pertama kita harus mulai dari diri sendiri dan mulai dari lingkungan sekitar tempat tinggal anda. Kita bisa bersama-sama melakukan penghijauan dengan menanam pohon jenis apa saja di rumah kita. Setidaknya setiap rumah terdapat tanaman.
Pepohonan sangat bermanfaat contohnya malam hari saat kita tertidur. Kita membutuhkan oksigen yang dikeluarkan dari pepohonan dan pepohonan sendiri membutuhkan karbon dioksida yang manusia keluarkan. Berarti hal ini terjadi simbiosis mutualisme yaitu saling menguntungkan satu sama lainnya.
Mulai sekarang mari sayangi lingkungan sekitar kita, dapat dilakukan dengan beberapa hal seperti berikut :
• Buanglah sampah pada tempatnya
• Kurangi penggunaan sampah plastik
• Lakukan penghijauan sebelum terjadi erosi
• Harus terdapat pepohonan dalam sebuah rumah
Rabu, 29 September 2010
TANGGUNG JAWAB SOSIAL MANAJER
Dunia Usaha Harus Punya Tanggung Jawab Sosial
Corporate social responsibility (Tanggungjawab Sosial Perusahaan) adalah suatu keharusan bagi dunia usaha. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Anandh Panyarachun Mantan Perdana Menteri Thailand pada Asian forum on CSR pada tanggal 18 September tahun 2003 yang lalu di Bangkok. Menurut Anand CSR dipandang sebagai suatu keharusan untuk membangun citra yang baik dan terpercaya bagi perusahaan. Melaksanakan praktek-praktek yang bertanggungjawab secara lingkungan dan social akan meningkatkan nilai pemegang sahan dan berdampak pada peningkatan prestasi keuangan serta menjamin sukses yang berkelanjutan bagi perusahaan.
Sedangkan World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) mendefiniskan CSR sebagai komitmen dunia usaha untuk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan; bekerja dengan para karyawan dan keluarganya, masyarakat tempatan dan masyarakat secara luas dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.
Titik berat perhatian CSR ini difokuskan pada tiga aspek yaitu; keuntungan, lokomotif ekonomi, aspek social dan lingkungan. Sudah selayaknya keberadaan sebuah dunia usaha memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin dengan memanfaatkan semua potensi dan sumberdaya yang ada. Namun dalam mengejar keuntungan ini dunia usaha harus bisa berbagai dengan memainkan peran untuk menjadi lokomotif perputaran ekonomi bukan melakukan kegiatan monopoli terhadap semua aspek ekonomi. Disisi lain perusahaan juga harus memperhatikan aspek social dimana mereka beroperasi tentunya dengan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan social kemasyarakatan. Karena keberadaan perusahaan akan memberikan dampak social dan lingkungan maka menjadi sebuah kewajiban untuk melakukan langkah-langkah positif agar kualitas lingkungan tetap terjaga dengan melakukan kegiatan usaha yang ramah lingkungan dan dari aspek social tentunya membantu kegiatan yang bermuara pada peningkatan kualitas hidup dan mempertahankan keberadaan nilai dan norma budaya yang biasanya rentan terkikis akibat banyak masuknya nilai baru yang dibawa tenaga kerja dari luar daerah operasional.
Jika didedah lebih dalam secara umum kontribusi social perusahaan itu dapat dibagi menjadi 5 katagori yaitu; Charity, promosi, facility, security dan money loundering. Yang masing-masing katagori ini memiliki tujuan yang berbeda yang tentunya akan mempengaruhi secara langsung program community development yang akan dilaksanakan.
Program yang berangkat dari katagori charity biasanya bersifat mengatasi masalah sesaat dan bersifat jangka pendek. Promosi bertujuan untuk membangun image building, facility berorinetasi pada pengurangan pajak, security bermuara pada prosperity sedangkan money laundering bertujuan untuk melakukan kegiatan manipulasi. Dalam prakteknya kedermawanan dunia usaha (philanthropy) sering diartikan sama dengan dengan charity padahal berbeda jauh, walaupun sama-sama mengandung makna keikhlasan dalam memberi. Charity biasa dimaksudkan untuk memberi bantuan untuk kebutuhan dan masalah yang sifatnya sesaat dan mendesak, misalnya bantuan bencana alam, bantuan dana, makanan, pakaian, obat-obatan, dll.
Konsep philanthropy selalu memakna yang lebih luas, dimana hibah ditujukan untuk kegiatan yang bersifat investasi social. Program ini bertujuan untuk melakukan penguatan masyarakat dan sekaligus modal social (social capital) dalam bentuk program peningkatan SDM, pengembangan ekonomi, peningkatan eksistensi lembaga masyarakat dalam upaya mengatasi masalah social yang timbul dimasyarakat dengan pendekatan keberlanjutan (sustainability).
Konsep ini CSR ini memiliki perbedaan mendasar dengan corporate filantropy. Filantropy sifatnya lebih berorinetasi eksternal dunia usaha sedang CRA menitik beratkan keseimbangan antara aspek eksternal maupun internal, misalnya; masalah karyawan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), kegiatan usaha yang ramah lingkungan dan berbagai aspek internal lainnya.
TIDAK TAHU ATAU TIDAK PEDULI
Tanggungjawab social sebagai peran yang harus diemban oleh dunia usaha, belum cukup populer di kalangan pelaku bisnis di Indonesia. Peran yang lebih dominan adalah bagaimana dunia usaha memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan memberdayakan segenap potensi yang ada. Kondisi ini sangat jelas terlihat dari budaya yang tercermin dari polah tingkah manajemen, staff, karyawan serta keluarga karyawan dari perusahaan tersebut. Secara tidak langsung praktek dunia usaha ini telah membangun jarak serta tembok pemisah dan pembeda antara dunia usaha dengan masyarakat yang ada disekitarnya. Budaya ini telah melahirkan ego, kesombongan dan kepogahan yang menempatkan mereka sebagai sebuah tembok besar yang merasa kuat sendiri dan tidak pernah merasa perlu dukungan, kerjasama dan bantuan dari masyarakat disekitarnya. Tak jarang kesdaran baru muncul setelah mengalami banyak masalah, menghadapi banyak tuntutan dan menjalani masa sulit akibat perusahaan tidak bias beroperasi dan harus angkat kaki.
Pemahaman tanggungjawab social yang dianut sebagian dunia usaha saat ini masih sebatas konsep liberalisme yakni mencari keuntungan sebagai tugas utama dan kepedulian social hanya sebatas mensejahterakan pekerjanya saja. Kondisi semacam ini bias terlihat jelas dimasyarakat kita termasuk Riau. Disetiap daerah yang ada berkembang industri akan terlihat perbedaan yang sangat kontras antara fasilitas dan gaya hidup karyawan dan keluarga di komplek dengan masyarakat diluar komplek. Kondisi ini seperti mempertontonkan kesombongan dan sengaja memancing kemarahan. Adanya pemahaman akan nilai dan kultur budaya serta ditopang semangat untuk menjadi bagian dari masyarakat melalui semangat tumbuh dan berkembang bersama masayarakat adalah solusi terbaik untuk keharmonisan kedua belah pihak. Tapi kenyataan yang terlihat tidak sedikit perusahaan di Indonesia yang tidak peduli sama sekali dengan kesejahteraan karyawan yang seharusnya dipandang sebagai asset, apalagi mau peduli dengan masyarakat dan lingkungan.
Kesadaran dan komitmen dunia usaha dalam memenuhi tanggungjawab sosialnya dianggap sebagai sebuah keputusan yang bertolak belakang dengan tujuan keberadaan perusahaan yang ingin mengeruk keuntungan sebanyak mungkin. Melaksanakan CD Program sebagai salah satu tanggungjawab social perusahaan dianggap pekerjaan yang tidak perlu dan mengacaukan misi utama untuk mencari keuntungan.
Penganut paham Liberal membedakan secara jelas peran dunia usaha dan negara. Dunia usaha berperan memproduksi barang dan jasa dalam upaya meraih keuntungan sebesar-besarnya. Harapannya dari kegiatan dunia usaha itu akan ada pemasukan pajak dan akan dimanfaatkan pemerintah untuk kegiatan pembangunan. Dari pajak ini pemerintah memberikan perlindungan ekonomi dan social bagi mereka yang kalah dalam kompetisi pasar. Jadi tanggungjawab mensejahterakan masyarakat itu berada ditangan pemerintah.
Saat ini pandangan klasik tersebut mendapat tantangan dari berbagai kelompok kritis. Dunia usaha dituntut tidak hanya mematuhi aturan social (perundangan-undangan) yang ada, tetapi juga diharapkan mulai menajamkan aspek moral dalam pengambilan keputusan. Meskipun pajak yang ditarik dari mereka selama ini menjadi sumber bagi kesejahteraan social, tetapi dinilai belum cukup. Terkurasnya daya dukung lingkungan akibat eksploitasi berlebihan dari dunia usaha merupakan tangungjawab yang harus ikut dipikul dunia usaha, sangat terasa tanggungjawab ini belum cukup terpenuhi jika hanya diukur dari keharusan membayar pajak kepada Negara saja. Dunia usaha selayaknya berperan langsung untuk melakukan upaya-upaya investasi social.
Terlihat nyata perubahan pemikiran ini berangkat dari kenyataan social yang diperlihatkan Negara-negara modern, telah mengalami perubahan dalam memahami realitas social. Jika dulunya mereka sangat individualis sekarang telah bergeser menjadi masyarakat yang sangat komunal (communitarianism). Jika dulu hanya menghargai kepemilikan pribadi (property right) saat ini masyarakat juga menghargai adanya hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat (right and duty of membership).
Disisi lain keserakahan dunia usaha dalam melakukan aktifitas kegiatan mencari keuntungan telah menyadarkan masyarakat, bahwa perilaku dunia usaha yang tidak peduli lingkungan dan masyarakat disekitarnya telah membawa penderitaan. Kesadaran social ini berbalik menjadi sebuah kekuatan social yang menuntut dunia usaha harus peduli. Pengalaman dan sejarah telah mempertontonkan keangkuhan dan kesombongan dunia usaha, berbuah kebangkrutan akibat mengabaikan kekuatan social masyarakat disekitar wilayah operasionalnya. Hal lain mendorong munculnya pemikiran perlu tanggungjawab social karena adanya pergeseran kepemilikan dunia usaha dari kepemilikan pribadi menjadi kepemilikan public, secara tidak langsung bermakna perusahaan tidak lagi hanya sebatas institusi bisnis tetapi telah bergeser menjadi institusi social. Dunia usaha tidak hanya bertugas mencari keuntungan tetapi juga harus berperan menjadi institusi yang memiliki tanggungjawab social.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL SEBAGAI KEWAJIBAN
Tidak ada pilihan bagi dunia usaha saat ini, menjalankan tanggung jawab sosialnya atau ditutup secara paksa oleh masyarakat. Cara-cara lama dengan pendekatan kekuasaan meredam suara-suara dari masyarakat atau kelompok kepentingan lain dengan represi bukanlah langkah yang tepat untuk masa ini. Kita tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan masih banyak dunia usaha yang memilih untuk “bermitra” dengan pihak keamanan dibandingkan membangun hubungan yang sungguh-sungguh dan harmonis dengan masyarakat. Hubungan harmonis yang semu itu kemudian benar-benar merepotkan perusahaan ketika masyarakat luas tidak lagi bisa ditakut-takuti dengan moncong senjata.
Kenyataan pahit yang dihadapi dunia usaha yang tidak peduli disusul dengan tumbangnya regim Orde Baru dan menguatnya atmosfer keterbukaan, seharusnya menjadi perhatian semua pihak khususnya dunia usaha. Masyarakat saat ini menjadi semakin berani berhadapan dengan dunia usaha yang operasinya mempengaruhi kehidupan mereka (tidak memberikan dampak positif yang langsung bisa dirasakan).
Tidak ada pilihan, tanggungjawab social harus dipertajam dunia usaha. Membangun strategi baru dalam upaya berinteraksi dengan masyarakat harus dilakukan dengan mempertegas komitmen dan menyusun program-program yang berbasis local dalam rangka melakukan proses pemberdayaan masyarakat. Semua ini adalah konsekuensi dari lingkungan sosial baru yang harus dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia, karena tidak ada lagi yang bisa dikategorikan sebagai isu lokal.
Kepada dunia usaha disarankan untuk memperoleh dua bentuk perijinan agar dapat beroperasi dengan baik dan lancar, yaitu izin legal dari pemerintah dan izin sosial dari masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pertanyaan penting yang harus dijawab oleh setiap dunia usaha adalah bagaimana menjalankan usaha tanpa merusak lingkungan, berusaha dengan tetap meningkatkan kemampuan membangun masyarakat lokal dan menyusun strategi agar keuntungan terdistribusi dengan baik di antara para pemangku usaha dan stakeholder sambil meningkatkan snowbolling effect dampat dari kehadiran dunia usaha.
Belum duduknya pemahaman tentang corporate social responsibility, menurut Laboratorium Sosiologi UI sangat berbahaya karena menimbulkan kondisi di mana dunia usaha beroperasi sebagai quasi-state atau setengah-negara. Dampak beroperasinya dunia usaha sebagai setengah-negara, di antaranya adalah: Pertama, dapat membuat tanggung jawab perusahaan menjadi lebih berat dari yang sesungguhnya harus dilakukan. Perusahaan bukanlah entitas negara yang memiliki tujuan melakukan redistribusi kekayaan melalui pajak, melainkan entitas bisnis yang mencari keuntungan dengan dibatasi oleh tanggung jawab sosial dan lingkungan. Apabila pengembangan masyarakat tidak didefinisikan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, maka tuntutan untuk memberikan lebih dari yang seharusnya akan terjadi. Kedua, pemerintah dihadapkan pada moral hazard di mana tanggung jawab yang seharusnya diemban, kemudian dilemparkan kepada perusahaan begitu saja sehingga menimbulkan sinergi negatif di tingkat operasional lapangan.
Banyak kasus terjadi pemerintah memindahkan beban pembangunan kepada pihak dunia usaha, setelah proyek tersebut selesai pemerintah mengklaim bahwa proyek itu dilakukan pemerintah. Kondisi ini tentunya memunculkan pendanaan ganda yang akan merugikan Negara.
Berangkat dari pemikiran diatas, definisi yang jelas tentang tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) harus dipatok dalam sebuah payung hukum. Payung hukum ini juga diharapkan mampu menjelaskan posisi dunia usaha sebagai bagian dari masyarakat yang seharusnya dilindungi oleh pemerintah dalam rangka mencari keuntungan dan tidak melupakan fungsi social dan lingkungannya. Payung hukum yang bisa saja berupa Perda disisi lain juga mempunyai nilai penting untuk memberikan porsi adil bagi setiap dunia usaha, sehingga tidak ditumpukan tanggungjawab social pada satu perusahaan disisi lain ada dunia usaha yang tidak peduli tetapi bisa berlindung dan tetap aman sambil terus menutup diri dan membangun tembok tinggi.
KUNCI SUKSES CONDEV
Ada lima kunci sukses agar program community empowerment atau lebih popular disebut juga program community development bisa berjalan lancer dan sukses, antara lain: Pertama, komitmen harus lahir dari pemilik perusahaan atau manajemen puncak. Hal ini penting karena akan terkait dengan seluruh hal yang mendukung terlaksananya dan suksesnya program.
Kedua, memiliki konsep yang jelas dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat, sasaran dan target dari perusahaan sendiri. ketiga- harus memiliki sumberdaya manusia yang bisa menjalankan konsep serta struktur organisasi yang kuat dengan otoritas penuh. Sebaiknya dibentuk departemen atau divisi khusus dipimpin oleh seorang Direktur Program. Keempat - memiliki program yang berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki daerah binaan sedang yang kelima adalah pendanaan yang cukup untuk menjalankan program.
Diluar lima aspek yang menjadi kunci sukses terlaksananya program tersebut, kerjasama dan dukungan public relations dalam mengemas serta mengkomunikasikan program ini menjadi penting dalam upaya membuka peluang untuk semua komponen masyarakat terlibat memberikan saran, nasehat dan dukungan untuk eksistensi program dan juga dunia usaha.
sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/group/bisnis/2010/05/26/dunia-usaha-harus-punya-tanggungjawab-sosial/
sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/group/bisnis/2010/05/26/dunia-usaha-harus-punya-tanggungjawab-sosial/
Evolusi teori Manajemen
Evolusi Teori Manajemen
1.Evolusi Teori manajemen
2.Teori Manajeman Klasik
Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad 18.
Para pemikir tersebut rnemberikan perhatian terhadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para pemikir itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W. Taylor dan lainnya.
3. Robert Owen (1771 -1858)
Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan terhadap kondisi kerja ini.
Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut "Bapak Personal Manajemen Modern".
Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga rnembuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.
4. Henry Fayol (1841 -1925)
Pada tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru.
Fayol berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat.
Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan :
- Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barang-barang produksi.
- Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan mentah dan menjual hasil produksi.
- Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha mendapatkan dan menggunakan modal.
- Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.
- Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan neraca, serta berbagai data statistik.
- Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi :
- Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
- Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.
- Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka
- Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya.
- Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya.
5.Frederick W. Taylor (1856 -1915)
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
1. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.
2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu pekerjaan.
3. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
4. Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.
Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah adalah :
1. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
2. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan perusahaan.
6. Periode Peralihan
Mary Parker Folett (1868-1933)
Mary percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan manajemen brdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima perintah.
Beliau menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan hanya karena kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formil, tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya sebagai manajer.
7.Oliver Sheldon (1894 -1951)
Filsafat rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun 1923, yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia , usaha, sehingga etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam manajemen, dalam arti melakukan pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan harga yang wajar
Kepada masyarakat. Manajemen juga harus memperlakukan pekerja dengan adil dan jujur. Beliau menggabungkan nilai-nilai efisiensi manajemen ilmiah dengan etika pelayanan kepada masyarakat.
Ada 3 prinsip dari Oliver, yaitu :
a. Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan dengan kesejahteraan masyarakat.
b. Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral tertinggi masyarakat sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap gagasan keadilan sosial yang diterima tanpa prasangka oleh masyarakat.
c. Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika yang umum dan konsep keadilan sosial.
8.ChesterL. Barnard (1886 -1961)
Berdasarkan kesukaannya dalam bacaan-bacaan sosiologi dan filsafat, kemudian Bernard merumuskan berbagai teori tentang kehidupan organsasi.
Menurut dia rnanusia itu masuk organisasi karena ingin mencapai tujuan pribadinya melalui pencapaian tujuan organisasi yang tak mungkin dapat dicapainya sendiri.
Chester L. Bernard beasumsi bahwa perusahaan akan berjalan efisien dan hidup terus, apabila dapat menyeimbangkan antara pencapaian tujuan dan kebutuhan individu. Beliau juga menyatakan peranan organisasi informal sangat menentukan suksesnya suatu tujuan perusahaan.
9.Aliran Hubungan Manusiawi
Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada hakikatnya adalah sumber daya manusia. Aliran ini memandang aliran klasik kurang lengkap karena terlihat kurang mampu rnewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan prilakunya karena sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi.
Ada tiga orang pelopor aliran perilaku :
1. Hugo Munsterberg (1863 -1916)
Yaitu Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya yang terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya "Psychology and Indutrial Efficiency", ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas:
- Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.
- Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
- Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong karyawan.
2.Elton Mayo (1880 -1949 )
Gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan sebagai satu gerakan yang memiliki hubungan timbal balik manajer dan bawahan sehingga mereka secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan efisiensi kerja yang memuaskan.
Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan psikologis dalam memberi dorongan kerja kepada karyawan.
Satu hal yang menarik dari hasil percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan uang tidak menyebabkan membaiknya produktivitas. Mereka menyatakan dalam meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang dimiliki karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal dengan sebutan "Hawthorne effect”.
Selain itu, juga ditemukan pengaruh kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok yang lebih informal lebih besar pengaruhnya terhadap produktivitas.
Mayo beryakinan terhadap konsepsnya yang terkenal dengan "Social man” yaitu seharusnyalah dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan yang lebih efektif daripada pengawasan ataupun pengendalian manajemen. Konsep "social man” dapat menggantikan konsep "rational man” yaitu seseorang bekerja didorong semata-mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang terkenal dengan julukan "rational economic man” yang oleh Robert Owen diperkenalkan dengan istilah "vital machine”.
3. William Ouchi (1981)
William Ouchi, dalam bukunya “Theory Z -How America Business Can Meet The Japanese Challenge (1981)", memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang.
Teori beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi. Jepang disebut tipe perusahaan Jepang dengan manajemen dalam perusahaan Amerika disebut perusahaan tipe Amerika.
10.Aliran Manajemen Modern
Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika, fisika, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan sebutan "OR Tema” dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet yang memerlukan "OR Tim" ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modern. Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.
11.Perkembangan Teori Manajemen
Ketiga aliran manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarang berkembang terus.
Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan yang penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajemen.
Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut pendekatan sistem dan kontingensi.
Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan terjadinya proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan antara aliran-aliran ini.
12. Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari lima sisi yaitu :
1. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.
2. Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
3. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.
4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.
5. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-teori manajemen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan manajenlen tertentu.
sumber : http://www.slideshare.net/iwanpalembang/evolusi-teori-manajemen
Langganan:
Postingan (Atom)